Michelin Dukung Pembangunan Fasilitas Daur Ulang Ban Bekas Skala Besar Pertama di Dunia

Minyak pirolisis produksi Enviro hasil dari daur ulang ban bekas.
Minyak pirolisis produksi Enviro hasil dari daur ulang ban bekas.

JAKARTA – Michelin telah mencapai kesepakatan untuk mendukung usaha patungan yang dijalankan oleh perusahaan Scandinavia Enviro Systems bersama Antin Infrastructure Partners.

Usaha patungan tersebut akan membangun fasilitas daur ulang ban bekas berskala besar pertama di dunia.

Bacaan Lainnya

Gabungan antara inovasi dalam daur ulang ban dengan dukungan dari Michelin diharapkan akan mempercepat adopsi ekonomi sirkular di lingkup industri ban.

Executive Vice President untuk High Tech Materials Grup Michelin Maude Portigliatti mengatakan kesepakatan ini merupakan langkah penting bagi Michelin untuk mencapai ambisi ekonomi sirkular dan produksi ban yang berkelanjutan.

Karbon hitam produksi Enviro hasil dari daur ulang ban bekas.
Karbon hitam produksi Enviro hasil dari daur ulang ban bekas.

“Hal ini menunjukkan kemajuan upaya Michelin untuk mencapai target mengurangi dampak lingkungan dari ban secara keseluruhan,” kata Maude melalui siaran pers, Kamis, 13 April 2023.

Usaha patungan ini akan menggunakan teknologi Enviro untuk mengekstraksi karbon hitam dan minyak pirolisis dari ban yang telah habis masa pakainya.

Michelin sebagai produsen ban dengan komitmen keberlanjutan yang tinggi memastikan dukungan pada proyek ini.

Sedangkan Antin akan mengembangkan dan memastikan pertumbuhan produk daur ulang yang dihasilkan agar mencapai skala industri dan dapat digunakan lebih luas.

Michelin telah sepakat untuk memberikan dukungan multi-tahun untuk pabrik daur ulang pertama yang akan dibangun, di mana Michelin akan menerima produk karbon hitam dan minyak pirolisis hasil dari pabrik daur ulang tersebut.

Investasi awal dari usaha patungan ini akan didanai melalui platform NextGen milik Antin, yang akan menjadi pemilik mayoritas.

Sedangkan kepemilikan Enviro akan mencapai 30 persen. Michelin juga berencana untuk berpartner di dalam usaha patungan tersebut setelah pembangunan pabrik daur ulang dilakukan.

Chairman Enviro Alf Blomqvist mengatakan kolaborasi antara ketiga perusahaan akan mempercepat rencana ekspansi pabrik daur ulang mereka.

“Melalui usaha patungan ini Enviro bisa lebih fokus pada inti utama bisnis dan kompetensi kami seperti pengembangan teknologi, bahan baku, dan optimalisasi kualitas,” ujarnya.

Pabrik dengan skala produksi penuh yang pertama akan dibangun di Uddevalla, Swedia dengan kapasitas daur ulang hingga 34.500 ton ban bekas atau setara 40 persen dari total volume ban bekas yang dihasilkan oleh Swedia setiap tahunnya.

Pembangunan pabrik akan dimulai pada pertengahan 2023 dan mulai beroperasi pada 2025.

Pembangunan pabrik daur ulang ban bekas ini diharapkan dapat memproduksi bahan baku berkelanjutan untuk industri ban serta industri lain yang membutuhkan.

Sebagai contoh, karbon hitam dan minyak yang dihasilkan dapat digunakan di industri ban dan petrokimia.

Penggunaan karbon hitam daur ulang akan mengurangi emisi karbondioksida hingga 90 persen dibandingkan dengan penggunaan karbon hitam konvensional.

Michelin, perusahaan mobilitas terkemuka, didedikasikan untuk meningkatkan mobilitas konsumer secara berkelanjutan; merancang dan mendistribusikan ban, layanan, dan solusi yang paling cocok untuk kebutuhan klien; menyediakan layanan digital, peta, dan panduan untuk membantu memperkaya perjalanan dan serta menjadikannya pengalaman unik; dan mengembangkan bahan teknologi tinggi yang melayani berbagai industri.

Berkantor pusat di Clermont-Ferrand, Prancis, Michelin hadir di 170 negara, memiliki lebih dari 127.000 karyawan dan mengoperasikan 69 fasilitas produksi ban yang bersama-sama menghasilkan sekitar 200 juta ban pada tahun 2019.

Michelin pertama kali membuka kantor perwakilan di Jakarta pada 1997 dan mendirikan PT. Michelin Indonesia (PTMI) sebagai anak perusahaan dari Michelin Group pada tahun 2011.

Kegiatan bisnis utama PTMI meliputi distribusi, penjualan, dan impor.

Michelin Group di Indonesia berinvestasi di sektor manufaktur, distribusi, produksi karet sintetis, dan perkebunan karet berkelanjutan melalui joint venture dengan perusahaan Indonesia. Pada 2019, Michelin mengakuisisi saham mayoritas PT. Multistrada Arah Sarana TBK, menjadikan Michelin salah satu produsen ban utama di Indonesia.

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait

Konten berikut adalah iklan platform MGID. Sekadau.com tidak terkait dengan isi konten tersebut.